Asap kebakaran hutan dan lahan kembali mengepung kota Pekanbaru. Kondisi ini telah berlangsung sejak dua bulan yang lalu dan terhenti sekitar sepekan akhir Agustus. Selasa pagi (10/9), jarak pandang bahkan berkisar antara 800 meter hingga 1 kilometer.
Eyes on the Forest melakukan analisa titik api terhadap konsesi Hutan Tanaman Industri (HTI) di Riau. berdasarkan data satelit NASA FIRM VIIRS. Setidaknya terdapat 15 perusahaan yang terdeteksi memiliki titik api pada periode 28-30 Juli 2019, yang mana 2 perusahaan merupakan eks APP, 10 perusahaan anak perusahaan dari APRIL / Royal Golden Eagle dan 3 perusahaan termasuk ke dalam APP / Sinar Mas Grup. Total titik api yang terdeteksi mulai dari tanggal 28-30 Juli 2019 yakni 74 titik.
Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan kembali menyelimuti Kota Pekanbaru, Riau, pagi ini. Sebanyak 263 titik panas terdeteksi di Riau sejak 17 Juli hingga 24 Juli 2019, berdasarkan pantauan satelit NASA FIRMS VIIRS yang dianalisa oleh tim Eyes on the Forest.
Sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM) menyampaikan pernyataan bersama dalam menyambut 5 tahun diluncurkannya Kebijakan Konservasi Hutan (FCP) oleh Asia Pulp & Paper (APP). Pernyataan Bersama menyimpulkan APP belum berada pada jalur yang tepat dan kemajuan pelaksanaan komitmen tersebut belum memadai.
Dua lobi industri sektor kehutanan dan perkebunan mencabut uji materi Undang-Undang Nomor 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup di Mahkamah Konstitusi (MK), sebuah langkah yang tetap menyisakan keraguan publik terhadap komitmen kelestarian oleh perusahaan.
Pabrik senilai $3 milyar milik Asia Pulp & Paper dibayangi emisi karbon dan ancaman kebakaran. Organisasi Masyarakat Sipil (CSO) mendesak APP berhenti mengeringkan lahan gambut untuk produksi tanaman serat kayu dan merestorasi area yang terdegradasi.